Friday, April 14, 2017

Proses Pembuatan Batik Tulis dengan pewarna remasol & indigosol

warna coletan ditelakkan mendatar seharian

Proses pembuatan  satu lembar kain batik tulis berukuran 2,5 meter memerlukan waktu yang relatif lama. Bagi seorang pemula, proses tersebut dapat memakan waktu sekitar 10 hari.

Berikut ini tahapan proses pembuatan batik tulis klasik , yaitu :

1. Membuat design gambar pada kertas ukuran A3 atau langsung gambar pada kain

2. Membuat jiplakan pola gambar di kertas untuk diaplikasikan pada kain. Jiplak secara beraturan, terpola. tidak asal menempel gambar. biasakan mulai menggambar dari tengah. pastikan atas, bawah, kanan dan kiri kain disisakan seukuran 3 jari. ini harus dilakukan agar pada saat akan membuat pakaian, maka bagian penting dalam batik tidak terpotong. pastikan pula motif yang dipakai tidak menyusahkan proses pembuatan baju oleh penjahit nantinya. agar tidak terlalu banyak memotong kain batik yang anda buat. Bagi pembatik pemula, usahakan jangan memilih gambar yang kecil dan rumit. hindari gambar yang memiliki isian yang banyak. pilihlah gambar yang besar dan sederhana

3. mulai proses pencantingan.

sebenarnya ada banyak  sekali jenis canting. ada canting tunggal dari nomor 0 - 8 berdasarkan besar lubang canting yang dibutuhkan. ada pula canting dengan banyak cucuk sesuai kerumitan dan kebutuhan. tetapi canting yang umum digunakan adalah canting dengan nomor 1-3

* gunakan canting nomor 3 yang disebut dengan canting klowong untuk membuat garis kontur. setelah selesai membuat kontur garis yang diinginkan, mulailah membuat isian.
* gunakan canting nomor 2 yang disebut canting isen isen untuk membuat isian pada detail gambar yg sudah dibuat konturnya. isiannya biasanya berupa garis sawut
*gunakan canting nomor 1 yang disebut canting cecek untuk membuat titik kecil pada detail gambar yang sudah dikonturing.

ada 2 jenis malam yang digunakan dalam membatik. malam paravin dan malam pecahan. malam pecahan akan pecah saat terbilas air sehingga penimbulkan efek pecah seingga warna yg diinginkan dapat masuk.

saat anda ingin mencanting, jangan salah memilih malam pecahan. pilih jenis malam paravin untuk mencanting. malam paravin bersifat lebih lengket sehingga ketika dibilas, ia tidak akan luruh dan hilang.

prinsip pencantingan adalah : bagian yang tertutup malam adalah bagian yang akan berwarna putih.

pastikan anda memegang canting dengan benar. Mengapa? karena bila posisi memegang canting keliru, maka malam/lilin akan tumpah pada kain dan akan membekas sehingga akan membentuk pola putih yang tidak diinginkan.

cara memegang canting hampir sama seperti memegang pena mangsi. jangan terlalu menunduk karena lilin panas akan mengalir turun dengan cepat dan belepotan di kain.

bila canting anda kotor dan lubangnya tertutup kotoran sehingga malam tidak dapat mengalir, tusuklah menggunakan ijuk. tapi pastikan sebelum anda menusuk ijuk itu, kondisi canting harus benar benar panas agar malam dapat keluar.


4. Setelah bagian yang ingin diwarna putih dicanting, bila anda ingin membuat efek putih pecahan, anda dapat menggunakan jenis malam/lilin pecahan atau memoleskan kuas pada kain efek pecahan akan membuat kain semburat warna yang diinginkan. 

5. buatlah sebuah anggang-anggang yang terbuat dari kayu reng yang empuk seukuran kain yang ingin anda warnai. biasanya kain batik berukuran  1,15m x 2.5m. bila anda ingin membuat ukuran lebih kecil, 1,15m x 2m, anda dapat menambahkan kayu di tengah sehingga 1 anggang anggang dapat digunakan untuk 2 kain dengan panjang yang berbeda. 

6. Mulailah mewarnai dengan remasol pada bagian yang ingin diwarnai. sistem pewarnaan menggunakan remasol ini sering disebut dengan mencolet. anda dapat menggunakan cottonbut atau kapas yang dililitkan pada tusuk sate. Setelah anda mencolet, diamkan kain selama 1hr. jangan sampai terkena air, karena warna tersebut dapat luntur bila terkena air dan merusak warna yang sudah anda colet. mendiamkannya selama lebih dari 1hr tidak masalah asalkan tidak terkena air. pastikan posisinya mendatar seimbang karena warna dapat menyebar tembus ke area yg tidak diinginkan. jangan rubah posisinya sebelum 1hari kering.

7. Kuncilah warna yang telah anda oles dengan waterglass. pengolesan waterglass tidak boleh terlalu lama. maksimal 1 atau 2 jam. untuk mengetahui kapan waterglass telah menempel, raba dengan tangan, bila sudah kering dan tidak menempel di tangan, baru anda bisa lepas kain dari anggang anggang dan dicuci di ember dengan air mengalir. cara mencucinya, hanya dengan mengusap lembut hanya untuk memastikan waterglass telah luruh. air harus terus mengalir karena air tersebut akan tersisa warna yang tidak terkunci air akan menjadi keruh. celup celup angkat. jangan sampai kain keluar dari ember.harus benar benar terendam air agar tidak tertempeli oleh warna yang tidak diinginkan. bilas 3ember yang berbeda dengan air mengalir terus. setelah benar benar bersih, rendam 15menit di ember bilasan terakhir. agar waterglass benar benar hilang. ingat, diusap saja. karena bila terlalu keras dikucek, maka lilin akan hilang. 

7. proses selanjutnya adalah menembok. menembok adalah menutup kembali bagian yang sudah diwarnai dengan coletan dengan malam paravin. mengapa? tujuannya agar pada saat memberi warna background maka warna yang tertutup paravin tidak akan ikut terwarnai. 

8. yang terakhir adalah pemberian warna background menggunakan naptol atau indigosol

9. yang terakhir adalah melorot kain. godog dalam air mendidih yang dicampur dengan soda as agar malam hilang. setelah digodog, dibilas 3x. saat membilas lakukan dengan cepat. begitu keluar dari air rebusan, segera pindah ke air bilasan kucek bersih agar malam hilang. jangan sampai tidak terkena air karena malam akan kembali beku. 


proses pewarnaan








Sunday, April 9, 2017

Jenis Batik Tulis

batik kontenporer Godhong Asem Seri 8 sebelum diberi warna background

setelah dibackground biru muda


Siapakah yang dapat membuat batik tulis? Apakah orang awam, bahkan orang yang tidak mengerti seni, dapat membuat batik tulis menggunakan canting? jawabnya, ya..

Batik tulis saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Proses pembuatannya pun sudah ada banyak ragamnya. Ada yang masih mengikuti pakem yang ada sehingga menghasilkan batik tulis klasik. Ada pula yang proses pembuatannya sudah tidak menggunakan pakem yang ada, sehingga menghasilkan batik tulis kontemporer. Ada pula yang menggabungkan antara batik kontemporer dengan batik klasik sehingga menghasilkan batik semi kontemporer. 

Batik tulis klasik, proses pengolesan malam/lilin masih murni menggunakan canting, malam paravin, dan malam pecah. Sedangkan batik tulis kontemporer, proses pengolesan malam/lilin tidak hanya menggunakan canting, tetapi juga dapat dioleskan dengan kuas atau menggepyokkan ranting yang telah dioles malam panas pada kain agar memperoleh efek pewarnaan yang bagus. 

Batik tulis klasik lebih dominan dengan gambar alam, flora, fauna. Batik tulis kontemporer menggabungkan alam flora dan fauna dengan gambar abstrak. Batik kontemporer lebih mengutamakan keindahan dalam permainan warna, sedangkan batik klasik lebih mengutamakan halusnya dalam proses pencantingan. semakin sedikit kesalahan dalam pencantingan, semakin rumit isian dalam pola, semakin bagus kualitas bahan yang dipakai semakin mahal harganya. Batik tulis semi kontemporer menggabungkan hasil canting batik klasik dengan proses pewarnaan yang lebih berani dan beraneka warna.


Batik tulis dapat dikombinasikan dengan batik cap. untuk konturing menggunakan cap, sedangkan untuk isiannya menggunakan canting tulis. 

Bagaimana cara membedakan antara batik tulis dengan batik cap atau batik printing?

batik tulis klasik godhong asem seri 9 sebelum diberi warna background


setelah diberi background kuning kunir


Ciri batik tulis :
  • Tidak ada satu pun batik tulis yang kembar, semua dibuat hanya satu setiap lembar. Motif biasanya lebih rumit.
  • Karena dibuat dengan tangan, tidak ada satu pun yang motifnya sempurna. Justru ketidaksempurnaan inilah yang membuat batik tulis sangat manusiawi.
  • Bolak-balik, warna dan motifnya sama. Hal ini dikarenakan, setelah bagian depannya dicanting, bagian baliknya kemudian harus dicanting lagi.
  • Memiliki ukuran yang tidak biasa misalnya 2 x 1,25 meter persegi.
  • Kalau batik kuno, biasanya ada inisial tulisan tangan nama pembatik di ujung kain.

Ciri batik Cap :
  • Motifnya cenderung berulang, tidak banyak detail.
  • Bolak-balik warnanya tidak sama, bagian belakang cenderung memiliki warna yang lebih redup atau tipis.
  • Karena sudah masuk produksi massal, kualitas bahan umumnya tidak terlalu baik.
  • Dijual per lembar dengan ukuran standart kain potong.
  • Kain mori yang digunakan biasanya tidak melalui proses perebusan berhari-hari seperti batik tulis. 

Ciri motif batik print :
  • Motifnya sangat detail dan rapi, sangat rapi bahkan.
  • Warnanya cerah dan sangat menarik.
  • Bagian belakang berwarna putih, dengan sedikit tembusan-tembusan warna dari bagian mukanya.
  • Harganya sangat murah.
  • Biasanya dijual meteran.