Sunday, January 24, 2021

Istilah dalam Membatik

 Dalam dunia batik, kita mengenal banyak istilah. Berikut ini ada beberapa istilah dalam dunia batik yang sering kita jumpai. 

1. Alas Kemplong adalah balok kayu yang digunakan sebagai landasan untuk meletakkan kain yang akan dikemplong.

2. Ancak adalah bagian canting cap sebagai dasar tempat melekatkan gagang cap dan siliwer.

3. Angsang adalah rangka logam/kayu/kawat sebagai alas tempat meletakkan serak pada wajan cap, berfungsi mengurangi resapan malam pada serak.

4. Bagong adalah istilah untuk canting dengan ukuran paling besar, dengan Nomor 12, digunakan untuk nutup/nembok, atau mbironi bagian kain batik yang luas.

5. Bajelan adalah bagian canting cap yang berfungsi untuk membuat tembokan malam.

6. Bantalan/Kasuran adalah bagian lapisan empuk pada meja cap sebagai alas pada saat melakukan pengecapan. Bantalan ini dapat terdiri dari lapisan busa dan atau kain tebal yang lembut. Kondisi bantalan basah untuk mendinginkan malam. Lapisan paling luar dari bantalan dilapisi dengan plastik tahan panas.

7. Byok adalah istilah untuk canting dengan carat/cucuk lebih dari dua yang disusun secara berkelompok, menghasilkan bentuk cecekan yang berkumpul.

8. Batik adalah tekstil Indonesia yang motifnya dibuat dengan teknik pencelupan rintang menggunakan malam panas sebagai zat perintang warna yang dilekatkan menggunakan canting dan canting cap (Konsensus 1966).

9. Batik cap adalah batik yang pembuatan motifnya dilakukan dengan melekatkan malam panas pada permukaan kain menggunakan canting cap.

10. Batik tulis adalah batik yang pembuatan motifnya dilakukan dengan melekatkan malam panas pada permukaan kain menggunakan canting.

11. Camplungan adalah bagian canting berbentuk mangkuk tempat menampung malam cair sebelum dituliskan. Adakalanya disebut juga nyamplung atau nyamplugan.

12. Canting atau canting tulis adalah alat khusus yang digunakan untuk menggambar dan menuliskan malam di atas kain sesuai dengan gambar pola.  

13. Canting cap adalah alat yang digunakan untuk mengecapkan malam di atas permukaan kain sesuai dengan motif yang terdapat pada alat tersebut.

14. Celemek adalah kain yang digunakan sebagai pelindung pakaian pada saat bekerja.

15. Cempal atau lampin adalah lapisan kain yang digunakan untuk alas tangan saat memegang panci atau wajan panas.

16. Ceplok adalah jenis motif batik yang berdiri sendiri dan tidak kontinyu, namun dapat diulang ke segala arah secara horizontal, vertikal, maupun diagonal.

17. Cloakan adalah sobekan plat logam tipis yang dibuat untuk kestabilan pemasangan siliwer pada ancak.

18. Cucuk adalah bagian mulut canting untuk menuliskan malam ke atas permukaan kain, berbentuk pipa kecil tempat mengalirkan malam cair keluar dari camplungan. Istilah lain untuk cucuk adalah carat.

19. Cupit adalah alat penjepit atau pinset yang digunakan pada saat menata bagian siliwer pada canting cap.

20. Ganden adalah alat semacam palu besar terbuat dari kayu, yang digunakan untuk memukul-mukul kain pada proses ngemplong.

21. Ganjelan adalah plat logam pengunci bagian-bagian alat cap.

22. Garan adalah gagang canting cap.

23. Gawangan adalah tempat menyampirkan kain pada saat dibatik agar lebih mudah dibatik. Istilah lain di Pekalongan langkring.

24. Gendhot adalah malam bekas hasil olahan yang tidak dapat dipergunakan kembali, dan bersifat mengendap dalam air.

25. Isen-isen adalah motif-motif hiasan yang khas untuk mengisi ornamen motif batik. Isen-isen yang digunakan untuk mengisi dan menghias latar kain batik, disebut isen latar. Jenis isen-isen sangat beragam, dan masing-masing memiliki nama, seperti: ceceg, sawut, sisik, mlinjon, dan sebagainya.

26. Joro adalah jarum atau kawat yang digunakan untuk mencetak bentuk cucuk/carat pada canting.

27. Kenyos adalah batang/kawat atau besi yang digunakan untuk ngecas atau membersihkan tetesan malam yang tidak diinginkan pada kain pada proses pembatikan. Istilah ini berbeda-beda pada tiap daerah, misalnya ngejos atau ngecas.

28. Luber adalah kondisi volume benda cair melebihi kapasitas tempat/wadahnya. Kata lain yang dapat digunakan adalah meluap, melimpah.

29. Lumpang adalah wadah logam yang digunakan untuk menghaluskan bahan patri pada pembuatan canting.

30. Malam adalah bahan hidrofob yang terdiri dari campuran gondorukem, damar mata kucing, parafin, malam tawon, kendal, dan atau microwax, yang fungsinya menahan masuknya zat warna batik pada bagian-bagian motif tertentu. Berdasarkan komposisi bahan baku, terdapat malam klowongan, malam tembokan, malam remukan, dan malam hasil daur ulang (malam gladhagan).

31. Mbabar adalah proses mencelup kain batik dengan membuka lebar kain untuk memberikan warna dasar.

32. Mbironi adalah menutup bagian-bagian motif yang telah dicelup dengan warna dasar biru pada kain menggunakan zat warna alam indigo atau tarum dengan malam panas sebelum proses pencelupan dengan warna lain atau warna sogan.

33. Medel adalah proses mencelup kain batik dengan cara merendam kain beberapa waktu dalam larutan zat warna.

34. Meja pola adalah meja yang digunakan untuk menjiplak motif batik.

35. Mopok adalah proses menutup bagian-bagian motif yang berwarna dengan malam panas menggunakan canting atau kuas untuk melindungi warna yang dalam proses pencelupan berikutnya. Istilah lain dari mopok adalah nutup.

36. Mori adalah bahan tekstil dalam bentuk kain tenun dari serat kapas yang digunakan untuk bahan baku batik. Terdapat beberapa jenis kain mori tergantung dari tingkat kehalusannya, seperti mori primisima, mori prima, dan mori biru. Selain mori, 7 kain dobby katun, rayon viskosa, atau sutera, dapat juga digunakan sebagai bahan yang dibatik.

37. Nembok adalah proses menutup bagian latar kain atau dengan malam tembokan atau malam remukan menggunakan canting pagan atau canting bagong, atau menggunakan kuas.

38. Nerusi adalah proses melekatkan malam panas menggunakan canting pada bagian belakang kain (sisi balik) untuk mempertegas dan menyempurnakan garis motif yang belum tertutup malam.

39. Ngemplong adalah proses memukul-mukul kain dengan alat berupa palu kayu besar, dengan tujuan melembutkan kain dan meningkatkan daya serap terhadap zat warna.

40. Ngerok adalah proses melepaskan malam dari permukaan kain batik dengan jalan dikerok dengan bilah logam atau bambu.

41. Ngetel adalah proses tradisional untuk memasak kain mori dengan cara menguleni/meremas-remas kain dengan minyak (kacang atau kapuk) dan mendiamkannya beberapa waktu hingga meresap rata, kemudian merebusnya di dalam larutan merang (abu padi atau abu) tanaman tertentu. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga kain lembut, bersih, dan daya serap meningkat.

42. Nggathok adalah kondisi di mana bagian motif batik pada pola pakaian saling berhadapan secara simentris.

43. Nggolo adalah memasukkan gondorukem disela-sela komponen motif canting cap dengan tujuan memperkuat motif pada rangka canting cap.

44. Ngluntur adalah melepaskan gondorukem dari canting cap dengan bantuan uap panas.

45. Ngeblat adalah memindahkan motif batik dari kertas ke kain dengan bantuan sinar lampu pada meja pola, atau mengunakan kertas karbon. Istilah lain untuk ngeblat adalah njiplak.

46. Ngiseni adalah proses mengisi ornamen motif atau latar kain dengan isen-isen.

47. Nglorod adalah proses melepaskan malam dari permukaan kain batik dengan cara direbus dalam air mendidih. Istilah lain dari nglorod adalah nglungsur.

48. Nguleni adalah proses meremas-remas dan membolak-balikkan kain dalam larutan ketel atau minyak ketel untuk melembutkan kain.

49. Ngloyor adalah proses melepaskan kotoran dan minyak ketel dari kain dengan menggunakan larutan alkalis dari abu merang, soda abu.

50. Nglowong adalah proses melekatkan malam panas pada tepi ornamen motif menggunakan canting.

51. Ngreng-reng adalah menggambar motif batik secara langsung pada permukaan kain dengan menggunakan canting dan malam dengan campuran khusus. Istilah lain untuk ngrengreng adalah nglengreng.

52. Njebor adalah proses membuat malam batik dengan memanaskan komponen-komponen bahan baku malam satu persatu berdasarkan titik lelehnya.

53. Nyanggit adalah kondisi di mana bagian motif batik tepat bertemu satu sama lain, dan tidak terpotong.

54. Nyoga adalah mewarnai kain batik dengan zat warna alam dengan warna-warna soga (kuning sampai coklat tua) yang berasal dari kayu tingi, jambal, tegeran, secang, dan lain-lain.

55. Nyolet adalah proses pewarnaan bagian-bagian tertentu dari motif batik dengan bantuan kuas. Berasal dari kata colet, yaitu membubuhkan warna pada kain batik menggunakan kuas. Coletan adalah hasil nyolet.

56. Noto adalah proses merapikan komponen-komponen motif pada pembuatan canting cap.

57. Ornamen adalah bagian motif utama yang merupakan renggaan atau stilasi dari benda-benda nyata, benda-benda khayalan, atau ragam hias daerah.

58. Paron adalah landasan baja yang berfungsi sebagai alas pembuan.

59. Pegon adalah canting batik ukuran basar dengan nomor 10 dan 11, yang biasanya digunakan untuk nembok.

60. Pijer adalah bahan kimia untuk campuran patri.

61. Pengobeng adalah orang yang pekerjaannya membatik menggunakan canting dan menerima sanggan membatik.

62. Pola adalah gambar yang menunjukkan bentuk dasar busana dan ukurannya di atas kertas. Pola juga diartikan sebagai gambar motif di atas kertas, yang merupakan perulangan dari unit-unit motif yang disebut raport motif.

63. Sanggan adalah pekerjaan atau semacam kontrak pekerjaan yang diberikan oleh tukang sanggan kepada tukang batik atau pengobeng.

64. Serak adalah lembaran atau lapisan kain yang ditempatkan pada ender (wajan cap), berfungsi membatasi volume malam yang terserap oleh canting cap.

65. Serok adalah sendok besar berlubang-lubang berfungsi sebagai saringan untuk memisahkan sampah atau kotoran atau malam dari air sisa nglorod.

66. Siliwer adalah bagian canting cap yang menjadi dasar dari klowongan, dan dilekatkan pada ancak.

67. Tukang Malam adalah orang yang mencampur bahan-bahan pembuat malam batik (gondorukem, lilin tawon, parafin, mata kucing) untuk keperluan nglowong, mopok, dsb.

68. Tukang Cap adalah orang yang pekerjaannya melekatkan malam pada permukaan kain menggunakan canting cap.

69. Tukang Celup adalah orang yang memberi warna batik dengan cara mencelup.

70. Tukang Colet adalah orang yang memberi warna batik dengan cara mencolet.

71. Tukang Jiplak adalah orang yang memindahkan pola batik dari kertas ke kain.

72. Tukang Kerok adalah orang yang melepaskan malam dengan cara mengerok malam dari permukaan kain menggunakan alat pengerok.

73. Tukang Lorod adalah orang yang melepaskan malam dengan cara merebus.

74. Tukang Popok adalah orang yang melekatkan malam pada bagian motif yang warnanya perlu dilindungi sebelum pencelupan.

75. Tukang Ketel adalah orang yang mempersiapkan kain batik dengan memasak kain dalam ketel untuk meningkatkan daya serap.

76. Zat Warna Alam adalah pewarna yang diperoleh dari alam baik secara langsung maupun tidak langsung, digunakan untuk mewarnai kain batik dengan cara mbironi, nyoga, atau medel.

77. Zat Warna Sintetis adalah pewarna yang berasal dari senyawa kimia, yang digunakan untuk mewarnai kain batik

No comments:

Post a Comment