Dalam dunia batik, kita mengenal banyak istilah. Berikut ini ada beberapa istilah dalam dunia batik yang sering kita jumpai.
1. Alas Kemplong
adalah balok kayu yang digunakan sebagai landasan untuk meletakkan kain yang
akan dikemplong.
2. Ancak adalah
bagian canting cap sebagai dasar tempat melekatkan gagang cap dan siliwer.
3. Angsang adalah
rangka logam/kayu/kawat sebagai alas tempat meletakkan serak pada wajan cap,
berfungsi mengurangi resapan malam pada serak.
4. Bagong adalah
istilah untuk canting dengan ukuran paling besar, dengan Nomor 12, digunakan
untuk nutup/nembok, atau mbironi bagian kain batik yang luas.
5. Bajelan adalah
bagian canting cap yang berfungsi untuk membuat tembokan malam.
6.
Bantalan/Kasuran adalah bagian lapisan empuk pada meja cap sebagai alas pada
saat melakukan pengecapan. Bantalan ini dapat terdiri dari lapisan busa dan
atau kain tebal yang lembut. Kondisi bantalan basah untuk mendinginkan malam.
Lapisan paling luar dari bantalan dilapisi dengan plastik tahan panas.
7. Byok adalah
istilah untuk canting dengan carat/cucuk lebih dari dua yang disusun secara
berkelompok, menghasilkan bentuk cecekan yang berkumpul.
8. Batik adalah
tekstil Indonesia yang motifnya dibuat dengan teknik pencelupan rintang
menggunakan malam panas sebagai zat perintang warna yang dilekatkan menggunakan
canting dan canting cap (Konsensus 1966).
9. Batik cap
adalah batik yang pembuatan motifnya dilakukan dengan melekatkan malam panas pada
permukaan kain menggunakan canting cap.
10. Batik tulis
adalah batik yang pembuatan motifnya dilakukan dengan melekatkan malam panas
pada permukaan kain menggunakan canting.
11. Camplungan
adalah bagian canting berbentuk mangkuk tempat menampung malam cair sebelum
dituliskan. Adakalanya disebut juga nyamplung atau nyamplugan.
12. Canting atau
canting tulis adalah alat khusus yang digunakan untuk menggambar dan menuliskan
malam di atas kain sesuai dengan gambar pola.
13. Canting cap
adalah alat yang digunakan untuk mengecapkan malam di atas permukaan kain
sesuai dengan motif yang terdapat pada alat tersebut.
14. Celemek adalah
kain yang digunakan sebagai pelindung pakaian pada saat bekerja.
15. Cempal atau
lampin adalah lapisan kain yang digunakan untuk alas tangan saat memegang panci
atau wajan panas.
16. Ceplok adalah
jenis motif batik yang berdiri sendiri dan tidak kontinyu, namun dapat diulang
ke segala arah secara horizontal, vertikal, maupun diagonal.
17. Cloakan adalah
sobekan plat logam tipis yang dibuat untuk kestabilan pemasangan siliwer pada
ancak.
18. Cucuk adalah
bagian mulut canting untuk menuliskan malam ke atas permukaan kain, berbentuk
pipa kecil tempat mengalirkan malam cair keluar dari camplungan. Istilah lain
untuk cucuk adalah carat.
19. Cupit adalah
alat penjepit atau pinset yang digunakan pada saat menata bagian siliwer pada
canting cap.
20. Ganden adalah
alat semacam palu besar terbuat dari kayu, yang digunakan untuk memukul-mukul
kain pada proses ngemplong.
21. Ganjelan adalah
plat logam pengunci bagian-bagian alat cap.
22. Garan adalah
gagang canting cap.
23. Gawangan
adalah tempat menyampirkan kain pada saat dibatik agar lebih mudah dibatik.
Istilah lain di Pekalongan langkring.
24. Gendhot adalah
malam bekas hasil olahan yang tidak dapat dipergunakan kembali, dan bersifat
mengendap dalam air.
25. Isen-isen
adalah motif-motif hiasan yang khas untuk mengisi ornamen motif batik.
Isen-isen yang digunakan untuk mengisi dan menghias latar kain batik, disebut
isen latar. Jenis isen-isen sangat beragam, dan masing-masing memiliki nama,
seperti: ceceg, sawut, sisik, mlinjon, dan sebagainya.
26. Joro adalah
jarum atau kawat yang digunakan untuk mencetak bentuk cucuk/carat pada canting.
27. Kenyos adalah
batang/kawat atau besi yang digunakan untuk ngecas atau membersihkan tetesan
malam yang tidak diinginkan pada kain pada proses pembatikan. Istilah ini
berbeda-beda pada tiap daerah, misalnya ngejos atau ngecas.
28. Luber adalah
kondisi volume benda cair melebihi kapasitas tempat/wadahnya. Kata lain yang
dapat digunakan adalah meluap, melimpah.
29. Lumpang adalah
wadah logam yang digunakan untuk menghaluskan bahan patri pada pembuatan
canting.
30. Malam adalah
bahan hidrofob yang terdiri dari campuran gondorukem, damar mata kucing,
parafin, malam tawon, kendal, dan atau microwax, yang fungsinya menahan
masuknya zat warna batik pada bagian-bagian motif tertentu. Berdasarkan komposisi
bahan baku, terdapat malam klowongan, malam tembokan, malam remukan, dan malam
hasil daur ulang (malam gladhagan).
31. Mbabar adalah
proses mencelup kain batik dengan membuka lebar kain untuk memberikan warna
dasar.
32. Mbironi adalah
menutup bagian-bagian motif yang telah dicelup dengan warna dasar biru pada
kain menggunakan zat warna alam indigo atau tarum dengan malam panas sebelum
proses pencelupan dengan warna lain atau warna sogan.
33. Medel adalah
proses mencelup kain batik dengan cara merendam kain beberapa waktu dalam
larutan zat warna.
34. Meja pola
adalah meja yang digunakan untuk menjiplak motif batik.
35. Mopok adalah
proses menutup bagian-bagian motif yang berwarna dengan malam panas menggunakan
canting atau kuas untuk melindungi warna yang dalam proses pencelupan berikutnya.
Istilah lain dari mopok adalah nutup.
36. Mori adalah
bahan tekstil dalam bentuk kain tenun dari serat kapas yang digunakan untuk
bahan baku batik. Terdapat beberapa jenis kain mori tergantung dari tingkat
kehalusannya, seperti mori primisima, mori prima, dan mori biru. Selain mori, 7
kain dobby katun, rayon viskosa, atau sutera, dapat juga digunakan sebagai
bahan yang dibatik.
37. Nembok adalah
proses menutup bagian latar kain atau dengan malam tembokan atau malam remukan
menggunakan canting pagan atau canting bagong, atau menggunakan kuas.
38. Nerusi adalah
proses melekatkan malam panas menggunakan canting pada bagian belakang kain
(sisi balik) untuk mempertegas dan menyempurnakan garis motif yang belum
tertutup malam.
39. Ngemplong
adalah proses memukul-mukul kain dengan alat berupa palu kayu besar, dengan tujuan
melembutkan kain dan meningkatkan daya serap terhadap zat warna.
40. Ngerok adalah
proses melepaskan malam dari permukaan kain batik dengan jalan dikerok dengan
bilah logam atau bambu.
41. Ngetel adalah
proses tradisional untuk memasak kain mori dengan cara menguleni/meremas-remas kain
dengan minyak (kacang atau kapuk) dan mendiamkannya beberapa waktu hingga
meresap rata, kemudian merebusnya di dalam larutan merang (abu padi atau abu)
tanaman tertentu. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga kain lembut, bersih,
dan daya serap meningkat.
42. Nggathok
adalah kondisi di mana bagian motif batik pada pola pakaian saling berhadapan
secara simentris.
43. Nggolo adalah
memasukkan gondorukem disela-sela komponen motif canting cap dengan tujuan
memperkuat motif pada rangka canting cap.
44. Ngluntur
adalah melepaskan gondorukem dari canting cap dengan bantuan uap panas.
45. Ngeblat adalah
memindahkan motif batik dari kertas ke kain dengan bantuan sinar lampu pada
meja pola, atau mengunakan kertas karbon. Istilah lain untuk ngeblat adalah
njiplak.
46. Ngiseni adalah
proses mengisi ornamen motif atau latar kain dengan isen-isen.
47. Nglorod adalah proses melepaskan malam dari permukaan kain batik dengan cara direbus dalam air mendidih. Istilah lain dari nglorod adalah nglungsur.
48. Nguleni adalah
proses meremas-remas dan membolak-balikkan kain dalam larutan ketel atau minyak
ketel untuk melembutkan kain.
49. Ngloyor adalah
proses melepaskan kotoran dan minyak ketel dari kain dengan menggunakan larutan
alkalis dari abu merang, soda abu.
50. Nglowong
adalah proses melekatkan malam panas pada tepi ornamen motif menggunakan
canting.
51. Ngreng-reng
adalah menggambar motif batik secara langsung pada permukaan kain dengan
menggunakan canting dan malam dengan campuran khusus. Istilah lain untuk
ngrengreng adalah nglengreng.
52. Njebor adalah
proses membuat malam batik dengan memanaskan komponen-komponen bahan baku malam
satu persatu berdasarkan titik lelehnya.
53. Nyanggit
adalah kondisi di mana bagian motif batik tepat bertemu satu sama lain, dan
tidak terpotong.
54. Nyoga adalah
mewarnai kain batik dengan zat warna alam dengan warna-warna soga (kuning
sampai coklat tua) yang berasal dari kayu tingi, jambal, tegeran, secang, dan
lain-lain.
55. Nyolet adalah proses
pewarnaan bagian-bagian tertentu dari motif batik dengan bantuan kuas. Berasal
dari kata colet, yaitu membubuhkan warna pada kain batik menggunakan kuas.
Coletan adalah hasil nyolet.
56. Noto adalah
proses merapikan komponen-komponen motif pada pembuatan canting cap.
57. Ornamen adalah
bagian motif utama yang merupakan renggaan atau stilasi dari benda-benda nyata,
benda-benda khayalan, atau ragam hias daerah.
58. Paron adalah
landasan baja yang berfungsi sebagai alas pembuan.
59. Pegon adalah
canting batik ukuran basar dengan nomor 10 dan 11, yang biasanya digunakan
untuk nembok.
60. Pijer adalah
bahan kimia untuk campuran patri.
61. Pengobeng
adalah orang yang pekerjaannya membatik menggunakan canting dan menerima
sanggan membatik.
62. Pola adalah
gambar yang menunjukkan bentuk dasar busana dan ukurannya di atas kertas. Pola
juga diartikan sebagai gambar motif di atas kertas, yang merupakan perulangan
dari unit-unit motif yang disebut raport motif.
63. Sanggan adalah
pekerjaan atau semacam kontrak pekerjaan yang diberikan oleh tukang sanggan
kepada tukang batik atau pengobeng.
64. Serak adalah
lembaran atau lapisan kain yang ditempatkan pada ender (wajan cap), berfungsi
membatasi volume malam yang terserap oleh canting cap.
65. Serok adalah
sendok besar berlubang-lubang berfungsi sebagai saringan untuk memisahkan
sampah atau kotoran atau malam dari air sisa nglorod.
66. Siliwer adalah
bagian canting cap yang menjadi dasar dari klowongan, dan dilekatkan pada
ancak.
67. Tukang Malam
adalah orang yang mencampur bahan-bahan pembuat malam batik (gondorukem, lilin
tawon, parafin, mata kucing) untuk keperluan nglowong, mopok, dsb.
68. Tukang Cap
adalah orang yang pekerjaannya melekatkan malam pada permukaan kain menggunakan
canting cap.
69. Tukang Celup
adalah orang yang memberi warna batik dengan cara mencelup.
70. Tukang Colet
adalah orang yang memberi warna batik dengan cara mencolet.
71. Tukang Jiplak
adalah orang yang memindahkan pola batik dari kertas ke kain.
72. Tukang Kerok adalah orang yang melepaskan malam dengan cara mengerok malam dari permukaan kain menggunakan alat pengerok.
73. Tukang Lorod
adalah orang yang melepaskan malam dengan cara merebus.
74. Tukang Popok
adalah orang yang melekatkan malam pada bagian motif yang warnanya perlu
dilindungi sebelum pencelupan.
75. Tukang Ketel
adalah orang yang mempersiapkan kain batik dengan memasak kain dalam ketel
untuk meningkatkan daya serap.
76. Zat Warna Alam adalah pewarna yang diperoleh dari alam baik secara langsung maupun tidak langsung, digunakan untuk mewarnai kain batik dengan cara mbironi, nyoga, atau medel.
77. Zat Warna Sintetis adalah pewarna yang berasal dari senyawa kimia, yang digunakan untuk mewarnai kain batik
No comments:
Post a Comment